Halaman

Sabtu, 18 Mei 2013

Soppeng Kota Kalong

Soppeng Kota Kalong - Kota Soppeng disebut Kota Kalong Wattang Soppeng dimana-mana ditemukan kalong atau kelelawar, Soppeng juga sebagai kota wisata dapat ditemukan beberapa Obyek bersejarah (Villa Yuliana, Istana Datu Soppeng, Makam Jera Lompoe) , Budaya (Rumah Adat Sao Mario, Pusat Sutra Alam Tajuncu) ,  permandian alam (Air panas Lejja, Ompo, Citta).
Ciri khas Pusat Kota Soppeng yaitu terdengar bunyi gemuruh kalong-kalong/ kelelawar saat  petang menjelang malam, beterbangan menutupi langit Kota Soppeng meninggalkan sarangnya di pepohonan tengah kota dan Pada subuh menjelang pagi, kalong-kalong itu pun kembali ke sarangnya dengan suaranya yang tetap ingar-bingar, seakan membangunkan warga sekitar untuk segera memulai aktivitasnya.

Villa Yuliana, sebuah bangunan bergaya perpaduan Eropa dan Bugis yang dibangun CA Krosen pada tahun 1905. Vila ini merupakan bangunan kembar yang kembarannya berada di Nederland, Belanda.
Istana Datu Soppeng yang dibangun sekitar tahun 1261 pada masa pemerintahan Raja Soppeng I Latemmamala yang bergelar Petta BakkaE. Di dalam kompleks ini terdapat sejumlah bangunan, di antaranya Bola RidiE (rumah kuning), tempat penyimpanan berbagai benda atribut Kerajaan Soppeng, Istana SalassaE, yakni bekas Istana Datu Soppeng, dan Menhir Latammapole yang dulunya adalah tempat menjalani hukuman bagi pelanggar adat.
Makam Jera LompoE, yakni makam raja-raja/Datu Soppeng, Luwu, dan Sidenreng pada abad XVII yang terletak di Kelurahan Bila, Kecamatan Lalabata (satu kilometer utara Watansoppeng). Dari bentuknya, makam ini merupakan perpaduan pengaruh Hindu dan Islam. dan Makam KalokoE Watu di mana terdapat We Tenri Sui, ibu kandung Arung Palakka.
Pusat Suteraan Alam Ta’juncu. Sejak dulu, Ta’juncu sudah terkenal dengan kegiatan persuteraan alam. Dimulai sekitar tahun 1960-an, dan sutera alam Ta’juncu mencapai puncaknya tahun 1970-an. Selain melihat areal pertanaman murbei, kita juga akan melihat aktivitas persuteraan yang meliputi pemeliharaan ulat sutera, pemintalan benang, hingga pertenunan yang masih menggunakan alat tenun tradisional.
Pemandian Alam Air Panas Lejja di Kecamatan Marioriawa (44 kilometer utara Watansoppeng). Perjalanan menuju pemandian ini sangat indah , sepanjang perjalanan berjejer rapi pohon-pohon rimbun di kiri kanan jalan serta persawahan dan pegunungan di kejauhan. Di pemandian alam ini selain terdapat sumber air panas, tersedia tiga kolam besar untuk berendam. Ketiga-tiganya menawarkan pilihan yang berbeda, yakni air panas, sedang, atau yang hangat.
Lokasi pemandian berada di bawah rerimbunan pohon-pohon besar yang disertai suara kicauan burung yang nyaris tiada henti.
Permandian Alam Ompo dan Permandian Alam Citta. disuplai dari air pegunungan yang sangat sejuk dan sangat jernih. dari kedua sumber air ini dapat dibuat air mineral dalam kemasan.
Rumah adat Sao Mario di Kelurahan Manorang, Kecamatan Marioriawa adalah rumah perpaduan dari tradisi Buginese (Batu-Batu Soppeng) dan Minangsih (Minangkabau). disekitarnya ada miniatur rumah adat Bugis, Mandar, dan Toraja. Hampir semua rumah, terutama yang berarsitektur Bugis, bertiang 100. Karena itu, masyarakat sekitar menyebutnya dengan bola seratuE. Terdapat sebuah rumah lontar yang dinding, lantai, tiang, rangka serta perabotan berbahan baku lontar.
Rumah-rumah adat di sini berisi penuh dengan barang-barang antik bernilai tinggi peninggalan dari beberapa kerajaan di Indonesia. antara lain tempat tidur, perangkat meja dan kursi makan, lemari, ratusan guci, perlengkapan makan raja-raja, berbagai senjata tajam berupa badik, parang, pedang, keris, dan lainnya. Kompleks rumah adat ini juga dilengkapi rumah makan berbentuk perahu pinisi
Artikel Terkait

Tidak ada komentar: