Halaman

Senin, 10 Juni 2013

Air Terjun Je'ne Ariba

Air Terjun Je'ne Ariba - Mengunjungi Jeneponto tak lengkap rasanya bila tidak ke Air terjuang Je’ne Ariba. Je’ne Ariba berada di Desa Kapita kecamatan Bangkala. Air terjung ini memang belum bisa di sejajarkan dengan air terjun Takkapala yang ada di Malino, namun air terjuang Je’ne Ariba ini memiliki keunikan tersendiri untuk ditelusuri. Di mana saat memasuki kawasan ini, para pengunjungnya akan dijamu dengan keindahan pegunungan yang cukup memukau dan mempesona. Selanjutnya menuju ke arah obyek, pengunjung kembali diwajibkan untuk menelusuri perkebunan jagung, jambu menteh dan tambak ikan. Ini tentu saja menjadi keasyikan dan tantangan tersendiri bagi Anda yang suka berpetualang ke alam bebas. Sekilas, perjalanan akan sangat melelahkan saat menuju lokasi Je’ne Ariba, tapi Anda tak perlu khawatir mengingat keindahan alam yang bertebaran di seputar jalan menuju area air terjun membuat kita tak merasakan hal ini. 


 

Malah sebaliknya decak kagum selalu datang menghampiri. Kesejukan air telaga di Je’ne Ariba sangat bening dan segar. Di kawasan ini sangat sering digunakan sebagai tempat rekreasi masyarakat umum yang bertanda bersama keluarga, khususnya pada hari Minggu yang juga bersamaan hari pasar di seputaran desa Kapita ini. Jarak tempuh wisata Je’ne Ariba sekitar 25 km dari kota Jeneponto.

Air Terjun Kembar Batubarae

Air Terjun Kembar Batubarae, dengan ciri khas yang unik yaitu terdapat dua air terjun berdamping yang mengalir sepanjang tahun dengan ketinggian sekitar 50 meter berada diatas 800 meter dari permukaan laut dan dikelilingi bukit yang sangat menarik dan sejuk. Disebut Air Terjun Kembar dikarenakan terdapatnya dua air terjun yang berdampingan dengan jarak keduanya hanya sekitar 60 meter, dengan ketinggian masing-masing air terjun sekitar 40 dan 45 meter.  Kedua air terjun ini memiliki kemiringan sekitar 85 derajat. 

Wisata air terjun ini terletak di Desa Barambang, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai. Jaraknya sekira 50 kilometer dari kota Sinjai dan membutuhkan waktu tempuh sekira 1,5 jam.
Jalanan yang dilalui tidak semua beraspal mulus. Beberapa di antaranya rusak parah. Sekira lima kilometer sebelum sampai di lokasi tujuan, jalanan sudah beraspal. Sebagian sudah dibuat jalan beton.


 

Kendati demikian, objek wisata ini menawarkan pesona alami yang menakjubkan. Karakteristik khasnya memberi suguhan panorama alam nan sejuk. Deretan pepohonan rindang menambah keindahannya. Barisan anak tangga yang dibentuk khusus mirip rangka manusia berada di sisi tengah kedua air terjun dan menjadi daya tarik tersendiri. Disebut mirip rangka manusia lantaran terbagi tiga bagian yakni punggung, badan, dan diakhiri dua rangkaian akhir menyerupai kaki manusia.

Cerita rakyat setempat, kesejukan alami air terjun kembar berasal dari tetesan mata air gunung Batubarae yang bentuknya seperti perempuan cantik nan memesona. Pengunjung dapat melihat keunikan gunung dengan jelas saat berdiri di puncak tangga.



 


Bila memandang lebih seksama, bentuk gunung mirip perempuan yang sedang duduk menggunakan sanggul atau dalam bahasa daerah disebut "konde". Aliran air yang membentuk air terjun ini dikaitkan keindahan kedua mata perempuan tersebut. Obyek wisata ini ramai dikunjungi pada akhir pekan. Medan yang agak terjal dengan anak tangga yang juga terjal tak menyurutkan keinginan pengunjung untuk menikmati dan mengagumi keindahannya. Setidaknya 607 anak tangga harus dilalui.

Rasa lelah pengunjung terbayar saat tiba di lokasi air terjun. Berendam dengan air yang sangat alami dan sejuk dibelai tiupan angin dari pepohonan rindang membuat pengunjung terbuai. Dua atau tiga jam menikmati pesona alam Air Terjun Kembar Batubarae terasa sangat singkat. Itu sebabnya sebagian pengunjung yang berasal dari luar Sinjai kadang-kadang memilih bermalam di tempat ini. Perhatian pemerintah pada obyek wisata ini sudah terlihat meski perlu pembenahan agar lebih menciptakan daya tarik. Beberapa buah gazebo tempat bercengkerama bersama teman atau keluarga sudah tersedia. 



Dua gazebo berada di sisi kanan berhadapan air terjun dan dua gazebo lain berada di sisi kiri. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sinjai membendung pertemuan aliran air dari dua air terjun untuk membentuk kolam. 

Taman Nasional Taka Bonerate

Taman Nasional Taka Bonerate meliputi 15 buah pulau ,di Taman Nasional Taka Bonerate dapat dilakukan kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata alam / bahari lainnya. Lokasi Taman Nasional Taka Bonerate diKabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. 
Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva.
Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km².
 Topografi kawasan sangat unik dan menarik, dimana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Diantara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam-kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.
Kunjungan terbaik pada bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi: Menggunakan Angkutan Umum dari Makassar ke Bulukumba (153 km) kemudian ke pelabuhan Pamatata (kurang lebih 4 jam). Dari Pamatta dengan ferry sekitar dua jam, yang dilanjutkan ke Benteng sekitar 1,5 jam. Dari Benteng ke pulau terdekat yaitu Rajuni Kecil menggunakan kapal kayu sekitar lima jam.





Flora Dan Fauna
Tumbuhan yang terdapat di daerah pantai adalah kelapa , pandan laut , cemara laut , dan ketapang.
Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.
Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.).


Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).
Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).


Berdasarkan cerita , bahwa penduduk yang bermukim di dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate (Suku Bajoe dan Suku Bugis) berasal dari para awak kapal layar dan nelayan yang menyelamatkan diri dari gangguan para bajak laut maupun dari ganasnya gelombang laut Banda (di musim barat). Kepulauan Taka Bonerate yang terdiri dari 21 buah pulau termasuk gosong dan rengat sangat ideal untuk tempat berlindung.
Dewasa ini kepulauan tersebut telah berubah menjadi tempat tinggal/pemukiman. Hal ini disebabkan karena daerah ini kaya akan sumber daya alam laut. Penduduk yang menetap di kawasan ini terutama di Pulau Rajuni ,Pulau Tarupa ,Pulau Latondu ,Pulau Jinato, Pulau Passitalu Tengah , Pulau Passitalu Timur

Pulau Hutan Mangrove

Tanah Keke merupakan Pulau yang sangat besar, Pulau ini merupakan pulau yang terdiri dari daratan dan rawa-rawa, pulau ini masih memiliki banyak hutan mangrove yang luas dan padat. Penduduk di pulau ini memanfaatkan mangrove sebagai kayu bakar n kulit batang mangrove di jadikan timbunan.
Pulau ini bisa dikatakan kekayaan alamnya masih terjaga, terumbu karang dan mangrovenya. di pulau ini ,jg bisa ditemukan penyu sisik, Dugong dan kuda laut (Seahorse).

Di Pulau ini memiliki beberapa jenis mangrove, seperti Rhizophora, Soneratia, Ceriops dan Mangrove Jenis Lainnya. Di Pulau ini yang paling mendominasi adalah Jenis Mangrove Rhizophora dari Spesies Rhizophora stylosa, hampir 70% mangrove jenis ini yang mendominasi dari keseluruhan mangrove yang ada di Pulau ini.





Goa Uhallie

Goa Uhallie - Sebuah gua prasejarah ditemukan masyarakat di wilayah Dusun Kalukue, Desa Langi, Kecamatan Bontocani Bone. Gua bernama Uhallie tersebut banyak menyimpan bukti kehidupan manusia prasejarah.
Temuan arkeologis itu berupa lukisan telapak tangan serta beberapa lukisan yang menyerupai hewan, seperti babi rusa dan anoa, serta lukisan menyerupai mata panah. Bahkan hasil analisa arkeolog Unhas, jumlah lukisan tangan di Uhallie tersebut melampaui Gua Leang-leang di Kabupatan Maros. Bahkan terbanyak di Sulawesi.


Di Gua Uhallie terdapat sejumlah lukisan. Lukisan itu sendiri, merupakan peninggalan zaman prasejarah, tepatnya zaman mesolitik. Manusia saat itu sudah mengenal hidup menetap pada gua-gua.
Diharapkan adanya penetapan Gua atau Liang Uhallie sebagai situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Bone.

Goa Mampu


Goa Mampu adalah gua terluas yang berada di Propinsi Sulawesi Selatan, legenda Goa Mampu ini jauhnya kira-kira 140 km dari kota Makassar dalam penambahan untuk stalagmites dan stalagtites terdapat susunan batu yang mirip dengan wujud manusia dan binatang, semuanya memiliki legenda yang nyata.
Goa yang terletak di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ini, tidak hanya sekedar Goa. Terlebih bagi masyarakat yang berdiam di sekitar Goa Mampu, demikian nama gua ini. Goa Mampu, sarat dengan cerita legenda yang begitu diyakini dan dipercaya Nyata Adanya. Goa Mampu yang luasnya sekitar 2000 meter persegi, terletak di Desa Cabbeng, Kecamatan Dua Boccoe, yang berjarak 34 kilometer dari Watampone, ibukota Kabupaten Bone.

Legenda Alleborenge Ri Mampu, yang berkembang seputar gua, diyakini secara turun-temurun, sebagai suatu kebenaran. Konon, di Gua Mampu ini pernah berdiri Kerajaan Mampu. Namun karena kutukan dewa, penghuni kerajaan ini, termasuk binatang dan benda-benda lainnya berubah menjadi batu. 


Bongkahan batu yang mirip manusia, binatang, dan lainnya, memang banyak ditemui di dalam gua ini. Gambaran ini bak diorama kehidupan manusia di jaman dulu, di masa-masa Kerajaan Mampu.
Legenda yang berkembang tentang Gua Mampu ini, juga ditemui dalam lontar Bugis kuno, yang berkisah tentang perkampungan yang terkena kutukan sang dewata. Di dalam Gua Mampu, juga ditemui stalagtit dan stalagmit,yang menambah keindahan interiornya.
Gua yang terbentuk dari proses alam, selama ratusan tahun ini, belum seluruhnya berhasil ditelusuri. Bahkan belum separuhnya. Baru 700 dari 2000-an meter persegi yang berhasil dilihat.
 





Namun demikian, cerita legenda yang berkembang pada masyarakat tentang Gua Mampu, telah membuat gua ini dikunjungi banyak orang. Motivasinya macam-macam.ada yang sekedar melihat-lihat, ada pula yang mencari berkah,yang rela bermalam di dalam gua.


Eksotisme Gugusan Karst

Maros menyimpan potensi wisata alam menakjubkan.Tak hanya air terjun Bantimurung dan habitat kupu-kupu langka yang telah terkenal hingga mancanegara,juga gugusan gunung karst yang diklaim terluas kedua di dunia setelah Guilin, China. Gugusan pegunungan karst tersebut berada di Desa Rammang-rammang. Luasnya mencapai 43,750 hektare. Pemkab Maros berencana menyulap kawasan pegunungan karst yang mengitari Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung ini menjadi objek wisata andalan. Sebab, selain landscape yang indah, dengan The Spectacular Tower nya, pegunungan karst itu memiliki ornament goa sangat indah. Tercatat sekitar 400 goa berada di kawasan karst tersebut. Sebanyak, 89 di antaranya, merupakan goa prasejarah yang merupakan bekas tempat tinggal manusia purba ribuan tahun lalu. 

Goa-goa tersebut memiliki stalaktit, stalakmit, flowstone, helektit, pilar, dan sodastraw menakjubkan.
 Selain air terjun Bantimurung dan gunung karst, Maros juga menyimpan pesona lain, yakni,habitat kupu-kupu spesies langka. Terdapat 133 spesies kupu-kupu. Wajar jika Bantimurung mendapat julukan Kingdom of Butterflies.

Senin, 03 Juni 2013

Permandian Air Terjun Karawa

Permandian Air Terjun Karawa - Di kecamatan Lembang terdapat beberapa tempat wisata, salah satunya adalah Air Terjun arah Utara Kota Pinrang, dalam menempuh perjalanan sampai ke tempat ini memerlukan waktu ± 1.7 Jam, jalan menuju ke tempat ini sebagian beraspal dan sebagian pula jalanan pengerasan. Air Terjun Karawa, salah satu obyek wisata alam yang banyak di kunjungi masyarakat, terutama pada hari raya atau hari libur, sebab Permandian Air Terjun ini mempunyai Pesona alam. Kawasan air terjun dengan ketinggian 60 meter ini di bawahnya terdapat kolam-kolam alami dan bebatuan untuk beristirahat Dari kolam alami ini, air mengalir melalui batu-batu gunung dan menciptakan air terjun kecil sehingga seolah bersusun-susun.

Rumah Terapung

Rumah Terapung Pinrang adalah rumah warung–warung yang berada di tengah danau yang dikelilingi oleh gunung, pepohonan hijau dan banyak jenis burung yang beterbangan di sekitar rumah terapung. Tentu akan menyenangkan sekali, menyaksikan pemandangan danau yang berpadu dengan pegunungan. Untuk menuju ke tempat ini hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi sebab di sana belum disediakan angkutan umum dan jalannya juga agak sempit.
Tempat ini cocok untuk wisata keluarga dimana di dalamnya disediakan tempat bermain untuk anak–anak, karaoke dengan tarif Rp2.500 perlagu dan Rp.3.000 di hari libur. Di tempat ini juga disediakan berbagai macam masakan ikan seperti ikan kakap, bandeng, dan lain–lain. Untuk Anda yang hobi memancing dapat menikmati sensasi memancing di danau.
Bila Anda membawa anak–anak, harap menjaga dengan ekstra mengingat danau tempat rumah terapung ini cukup dalam dan berbahaya bila seseorang terjatuh ke dalam danau.

Permandian Air Panas Lemo Susu

Permandian Air Panas Lemo Susu adalah salah satu obyek wisata yang terletak di kecamatan Lembang ± 45 Km arah utara kota Pinrang. Berada di atas lahan seluas 20 hektar dengan fasilitas yang tersedia antara lain kolam renang, bangunan-bangunan peristirahatan, pondok karaoke dan lain-lain Permandian air panas ini beradadi kawasan menuju arah PLTU Bakaru, sekitar 12 km dari Pinrang. Permandian Air Panas Lemosusu ini memiliki panorama alam yang ini meski fasilitasnya masih sederhana untuk mandi maupun berendam.
Udara di sini cukup sejuk sehingga cocok bagi wisatawan yang mendambakan udara pedesaan yang segar dengan suasana yang tenang jauh dari polusi dan kebisingan kota besar. Permandian alam lemo susu adalah permandian air panas yang di kelilingi oleh suasana pepohonan yang rindan dan alami, kondisi air kolam yang agak panas dan bauh belerang masih tercium. Fasilitas di tempat ini tidak cukup memadai dimana tempat ruang ganti dan WC yang tidak terurusih serta penginapan yang hanya sedikit serta tempat makam yang juga tidak memadai.

Air Terjun Kali Jodoh

Air Terjun Kali Jodoh merupakan sebuah tempat Taman Wisata Alam yang sangat Unik Bin Ajaib yang banyak dikunjungi oleh masyarakat setempat, rata-rata pengunjungnya adalah dari kalangan Anak Mudah seperti saya, tapi anehnya mereka bukan pergi untuk berekreasi, tapi mereka bertujuan untuk meminta semoga mereka berdua tetap bisa bersama untuk selamanya, seperti Air Terjun Kali Jodoh tersebut yang sulit dipisahkan, dengan cara mandi bersama dengan pasangan dibawah air terjun tersebut. Konon kata warga setempat, Kali Jodoh tersebut berasal dari Dua Sungai yang mengalir dan bertemu di satu titi kemudian menjadi Air Terjun Kali Jodoh yang sangat menarik perhatian untuk setiap para penunjung ingin menikmatinya. Tinggi Air Terjun Kali Jodoh tersebut Kurang Lebih 100 Meter, diatas permukaan tanah.

Percaya tidak percaya, konon katanya sudah banyakl buktinya, setiap pasangan yang pergi mandi di Air terjun tersebut, setelah pulang mereka langsung menikah, itu dikarenakanmereka mandi diair Terjun tersebut, salah satu buktinya adalah pasangan dari warga setempat yang bernama Ismail dan Hafsah. Selai itu Air Terjun Kali Jodoh tersebut sangat jernih dingin serta jauh dari pencemaran Air.

Sabtu, 18 Mei 2013

Agrobisnis Industri Garam

Agrobisnis Industri Garam - Kualitas garam yang dikelola secara tradisional dapat di temukan di Jeneponto. Pengolahan yang tradisional menjadikan garam dari sini cukup diperhitungkan oleh pelaku bisnis dari luar Sulsel. Pada umumnya Garam di sini diolah kembali untuk dijadikan garam konsumsi maupun untuk garam industri, namun bahan penggunaannya tidak mengandung unsur kimia yang merusak. Lahan pembuatan garam di sini dibuat berpetak-petak secara bertingkat, sehingga bagi anda yang ingin mengetahui lebih dalam lagi cara menghasilkan dan membuat garam, Anda tinggal mengunjungi kawasan Nassara di Jeneponto. Tak lengkap rasanya jika mengunjungi Jeneponto, tanpa mencicipi coto kudanya. Aneka rasa yang disajikan akan mengundang selera dan rasa penasaran tak kala menikmati satu mangkuk panas hidangan coto kuda. Harganya pun terbilang murah, hanya Rp. 9000 Anda sudah dapat menikmatinya.

Pulau Dutungan

Pulau Dutungan adalah pulau kecil dengan pasir putih yang Indah, terletak di hampir di Kabupaten Barru (hampir memasuki wilayah perbatasan Barru-Parepare). memiliki penginapan yang cukup sederhana dan cafe di dalamnya. Jika ingin jalan-jalan mengelilingi pulau, mungkin sekitar 1 km perjalanan. Pulau ini, lumayan kaya akan floranya seperti jati, bakau, dan berbagai macam bunga yang dipelihara oleh pihak manajemen pulau. Inti dari kunjungan ke pulau ini adalah "mencari ketenangan yang sesungguhnya".

Letak

Pulau ini terletak tepatnya di Palanro, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan

Permandian Latuppa'

Latuppa' -  Merupakan sebuah objek permandian dan lokasi pariwisata terkenal yang terletak di Palopo. Sebuah daerah yang berwilayah di ujung utara Sulawesi Selatan. Terletak berada sekitar 360 km dari kota Makassar, Memiliki letak geografis yang terdiri dari daratan rendah, pantai dan pegunungan. Latuppa yang berada sekitar 5 km dari pusat kota Palopo merupakan salah satu tujuan wisata dari warga baik itu dari kota Palopo sendiri maupun dari daerah sekitarnya.
Latuppa merupakan sebuah salah satu sungai yang membelah kota Palopo selain sungai boting. Selain dijadikan sebagai objek pariwisata, sungai Latuppa merupakan sungai yang juga memiliki peranan penting dalam menyediakan kebutuhan akan air bersih bagi warga kota Palopo. Sungai tersebut memasok seluruh kebutuhan air bersih untuk kota Palopo.

Tongkonan Beratap Batu

Tongkonan Beratap Batu - Memasuki rumah adat ini mempunyai cara tertentu yaitu pintu masuk harus diketuk dengan membenturkan kepala perlahan lahan. Tongkonan ( rumah adat khas tana toraja ) beratap batu di tana toraja yang berusia 700 tahun yang atapnya menggunakan batu. terdapat di desa banga’ kecamatan rembon kabupaten tana toraja (tator). dari kota makale bisa ditempuh dengan kendaraan motor sekitar 20 menit kearah barat. Ukuran rumah sekitar 1.5 X 2 meter. sekilas tongkonan itu biasa saja, namun jika diamati, banguna tua itu ternyata penuh nilai-nilai sejarah. selain diyakini sebagai produk budaya berumur 700 tahun,juga beratapkan batu. batu sebagai atap tonbgkonan dipahat membentuk segi empat yang tebalnya sekiktar 5 centimeter dan lebar tiga jengkal orang dewasa. pada ujung batu itu terdapt dua lubang kecil pada sisi kiri dan kanan. lubang itu sebagai tempat untuk mengikatkan tali rotan yang akan dilengketkan ke balok kerangka atap. pada bagian atas pertemuan atap antara sisi kiri dan kanan, ditutup menggunakan pecahan bambu agar air hujan tidak merembes kedalam tongkonan. batu untuk atap tongkonan tersebut diambil dari sungai yang tidak jauh dari desa tersebut. Keunikan lain dari tongkongna tersebut adalah bahwa tongkongan itu tidak menggunakan paku dalam pembangunan konstruksinya.

Upacara Adat Rambu Solo

Upacara Adat Rambu Solo sering juga disebut upacara penyempurnaan kematian, karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi upacara ini lengkapi. Jika belum, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang “sakit” atau “lemah”, sehingga ia tetap diperlakukan seperti halnya orang hidup, yaitu dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman, bahkan selalu diajak berbicara.
Oleh karena itu, masyarakat setempat menganggap Upacara Adat Rambu Solo ini sangat penting, karena kesempurnaan upacara ini akan menentukan posisi arwah orang yang meninggal tersebut, apakah sebagai arwah gentayangan (bombo), arwah yang mencapai tingkat dewa (to-membali puang), atau menjadi dewa pelindung (deata). Upacara Rambu Solo menjadi sebuah “kewajiban”, sehingga dengan cara apapun masyarakat Tana Toraja akan mengadakannnya sebagai bentuk pengabdian kepada orang tua mereka yang meninggal dunia.
Kemeriahan upacara Rambu Solo ditentukan oleh status sosial keluarga yang meninggal, diukur dari jumlah hewan yang dikorbankan. Semakin banyak kerbau disembelih, semakin tinggi status sosialnya. Biasanya, untuk keluarga bangsawan, jumlah kerbau yang disembelih berkisar antara 24-100 ekor, sedangkan warga golongan menengah berkisar 8 ekor kerbau ditambah 50 ekor babi. Dulu, upacara ini hanya mampu dilaksanakan oleh keluarga bangsawan. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi, strata sosial tidak lagi berdasarkan pada keturunan atau kedudukan, melainkan berdasarkan tingkat pendidikan dan kemampanan ekonomi.

Kete' Kesu

Kete' Kesu Tana Toraja, sebuah desa tradisional kecil di Kabupaten Tana Toraja (Tator), Kawasan yang terdiri dari delapan tongkonan induk, lengkap dengan lumbung beras di depan setiap tongkonan, memang menjadi salah satu tujuan wisata budaya di Tator.
Lokasinya  sekitar tiga kilometer dari jalan raya, atau setengah jam perjalanan dari Kecamatan Rantepao.  dapat menggunakan jasa mobil angkutan umum dari Rantepao atau menggunakan ojek.
Mendekati lokasi, terhampar pemandangan tongkonan yang berjejer, di sela rimbunnya pepopohonan dengan latar depan hamparan sawah menghijau. Tampak warga bersantai di rumah-rumah mereka yang letaknya di belakang barisan tongkonan. Sementara di belakang dan samping tongkonan, tampak kios kerajinan dengan perajin menyelesaikan lukisan ukir di dalam kios masing-masing.
Di Kete Kesu, dapat merasakan aroma kehidupan tradisional masyarakat Toraja. dan  deretan tongkonan, yang salah satunya konon sudah berusia sekitar 150 tahun. Salah satu penandanya, atap yang terbuat dari susunan bambu, sudah ditumbuhi tumbuhan liar. Suasana pengap , cahaya matahari samar-samar masuk dari jendela kecil dari bilik di seberang sebelah depan, yang berseberangan dengan bilik untuk meletakkan jenazah. Pada deretan tongkonan yang berjajar di Kete Kesu, tampak puluhan tanduk kerbau disusun bergantung di depan setiap tongkonan. pada di dinding samping sebelah luar, tampak pula tulang rahang yang tersisa dari kepala kerbau. sebagai penanda berapa banyak kerbau yang telah dikorbankan saat upacara kematian dilangsungkan. Kerbau menjadi hewan korban saat kematian, di samping babi. Menurut kepercayaan setempat, arwah kerbau menjadi sarana transportasi bagi arwah orang yang meninggal saat menuju puya (surga) yang letaknya di sebelah selatan.

Kerajinan Sutra

Kerajinan Sutra Wajo, Agro wisata sutra menjadi salah satu andalan di kabupaten Wajo. Tahap penanaman murbei hingga proses pembuatan kain sutera sudah lama menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Wajo.







Danau Tempe

Danau Tempe  yang cukup luas (13.000 hektare) ,dangkal menjadi habitat satwa burung dan ikan air tawar. Pemukiman Masyarakat di tengah danau tempe dengan rumah terapungnya serta masyarakat Bugis sepanjang pinggiran danau yang merupakan kawasan tanah lumpur .
Danau Tempe tampak bagaikan sebuah wadah raksasa yang diapit oleh tiga kabupaten yaitu Wajo, Soppeng, dan Sidrap.
Menyaksikan terbitnya matahari di ufuk timur pada pagi hari dan terbenam di ufuk barat pada sore hari dan ditemani  beragam satwa burung seperti Belibis yang menyambar ikan-ikan yang muncul di atas permukaan air.

Gua Leang Leang

Gua Leang Leang , Wisata situs purbakala gua bersejarah di Leang Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.Gua leang leang menggambarkan  kehidupan manusia masa lampau, deretan gua-gua yang ada di hamparan pegunungan batu itu sangat menarik perhatian terutama para ilmuwan. Lokasi Goa leang leang dapat ditempuh dari Bandara Sultan Hasanuddin dengan  menggunakan angkutan umum. Dari poros jalanan utama menuju tempat itu tidak terlalu bagus, tapi pemandangan di sekitarnya sangat indah.

Gunung Buttu Kabobong

Gunung Buttu Kabobong ,disebut Juga Gunung Nona, dari kejauhan sangat mirip milik sang Nona, terletak di Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan , dan terlihat dari poros jalan Makassar – Tana Toraja.
Sepanjang lereng gunung Buttu Kabobong terhampar Desa- desa  yang sangat indah.
Gunung Buttu Kabobong berada diwilayah di Desa Bambapuang kecamatan Anggeraja dengan menempuh jarak 18 km dari kota Enrekang dari arah utara menuju Tana Toraja atau sekitar 800 m diatas permukaan laut dan dapat ditempuh 20 menit perjalanan dari kota Enrekang atau 280 Km dari Kota Makassar
Kawasan  Gunung Buttu Kabobong , menawarkan panorama dan pemandangan pegunungan, bukit, dan lembah-lembah yang membuat tempat ini segar dan sejuk. menyusuri sepanjang sungai ,melihat pemandangan dari gunung-gunung dan sungai-sungai. dan menikmati matahari terbit muncul dari sisi lain kemiringan Bambapuang (1157 meter) dan matahari terbenam.
Hutan diperkaya dengan flora dan fauna. Satwa  Monyet dan Kerbau kerdil. Rusa . Anggrek dengan berbagai spesies

Kuburan Batu Lemo

Kuburan Batu Lemo Tana Toraja dapat dilihat serambi tau-tau pada dinding batu terjal, menghadap kealam terbuka . Kuburan Batu Lemo Tana Toraja
Tau-tau Kuburan Batu Lemo Tana Toraja atau patung kayu manusia kecil yang dianggap mewadahi spirit si mati terbuat dari kayu atau bambu. Secara periodik pakaiannya dapat diganti melalui upacara yang disebut Ma’nene (menghormat kepada orang tua). Lokasi Kuburan Batu Lemo Tana Toraja , Akses ke-kawasan Kuburan Batu Lemo Tana Toraja , tidak jauh dari Makale Ibu Kota Rantepao

Kuburan Bayi Kambira

Kuburan Bayi Kambira Tana Toraja - Kuburan bayi ini disebut Passiliran, Lokasi Pekuburan Bayi ini  di Kambira. Hanya Bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra‘. Bayi bayai tersebut dianggap masih suci. Pilihan Pohon Tarra‘ sebagai pekuburan karena pohon ini memiliki banyak getah, yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu. Dan mereka menganggap seakan akan bayi tersebut dikembalikan ke rahim ibunya. Dan berharap, pengembalian bayi ini ke rahim ibunya akan menyelamatkan bayi-bayi yang lahir kemudian. Pohon Tarra‘ yang menjadi pekuburan ini memiliki diameter cukup besar, sekitar 80 – 100 cm sampai 300 cm. Dibuat Lubang pada pohon untuk menguburkan bayi , yang kemudian ditutup dengan ijuk pohon enau. Pemakaman ini hanya dilakukan oleh orang Toraja pengikut Aluk Todolo (kepercayaan kepada leluhur). Pelaksanaan Upacara secara sederhana. Dan Bayi yang dikuburkan begitu saja tanpa di bungkus, ibarat bayi yang masih berada di rahim ibunya. Penempatan jenazah bayi di pohon ini, sesuai dengan strata sosial masyarakat. Makin tinggi derajat sosial keluarga itu maka makin tinggi letak bayi yang dikuburkan di batang pohon tarra. Bayi yang meninggal dunia diletakkan sesuai arah tempat tinggal keluarga yang berduka. .Setelah puluhan tahun, jenazah bayi itu akan menyatu dengan pohon dan merupakan daya tarik untuk wisatawan

Kuburan londa Tana Toraja


Kuburan londa Tana Toraja adalah kuburan pada sisi batu karang terjal , salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana peti-peti mayat di atur dan di kelompokkan berdasarkan garis keluarga.
 
 
 
 
Pemakaman Dalam Gua
Disisi lain dari puluhan tau-tau berdiri secara hidmat di balkon wajah seperti hidup mata terbuka memandang dengan penuh wibawah.

Air Terjun Mata Buntu

Air Terjun Mata Buntu - Pahatan alam yang sempurna menciptakan Air Terjun Mata Buntu di Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur yang menakjubkan. Airnya jernih dan sejuk dari Pegunungan Verbeek melewati batu alam berelief bertingkat-tingkat menimbulkan suara gemuruh.
Kabupaten Luwu Timur dianugerahi kekayaan alam tak ternilai harganya. Selain menyimpan kekayaan mineral bernilai ekonomi tinggi, juga memiliki pesona alam yang indah menawan seperti air terjun Mata Buntu.

Soppeng Kota Kalong

Soppeng Kota Kalong - Kota Soppeng disebut Kota Kalong Wattang Soppeng dimana-mana ditemukan kalong atau kelelawar, Soppeng juga sebagai kota wisata dapat ditemukan beberapa Obyek bersejarah (Villa Yuliana, Istana Datu Soppeng, Makam Jera Lompoe) , Budaya (Rumah Adat Sao Mario, Pusat Sutra Alam Tajuncu) ,  permandian alam (Air panas Lejja, Ompo, Citta).
Ciri khas Pusat Kota Soppeng yaitu terdengar bunyi gemuruh kalong-kalong/ kelelawar saat  petang menjelang malam, beterbangan menutupi langit Kota Soppeng meninggalkan sarangnya di pepohonan tengah kota dan Pada subuh menjelang pagi, kalong-kalong itu pun kembali ke sarangnya dengan suaranya yang tetap ingar-bingar, seakan membangunkan warga sekitar untuk segera memulai aktivitasnya.

Pembuatan Perahu Pinisi

Pembuatan Perahu Pinisi - Banyak tempat pembuatan perahu pinisi di wilayah sulawesi selatan , tetapi yang sangat terkenal berlokasi di Kabupaten Bulukumba yaitu pada poros perjalan antara kota bulukumba ke pantai Tanjung Bira.Lamanya Pembuatan sebuah perahu yaitu sekitar 3 sampai dengan 6 bulan kadang-kadang lebih lama , tergantung dari kesiapan bahan dan musim. Suku Bugis Makassar adalah salah satu pewaris bangsa bahari. Banyak bukti yang menunjukkan kepiawaian mereka menguasai laut dengan perahu layar. Perantauan mereka sudah terkenal sejak beberapa abad lalu. Ditemukannya komunitas orang-orang Bugis Makassar di beberapa kota di Indonesia merupakan bukti perantauan mereka sejak dahulu.

Pantai Tanjung Bira

Pantai Tanjung Bira - merupakan pantai pasir putih yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan. Pantai ini termasuk pantai yang bersih, tertata rapi, dan air lautnya jernih. Pantai Tanjung Bira sangat indah dan memukau dengan pasir putihnya yang lembut . Di lokasi ini baik untuk berenang, berjemur, diving dan snorkling. dapat menyaksikan matahari terbit dan terbenam di satu posisi yang sama, serta dapat menikmati keindahan dua pulau yang ada di depan pantai ini, yaitu Pulau Liukang dan Pulau Kambing. Tanjung Bira terletak di daerah ujung paling selatan Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. atau sekitar 40 km dari Kota Bulu Kumba, atau 200 km dari Kota Makassar. yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum dengan waktu perjalanan dari Kota Makassar ke Tanjung Bira sekitar 3 atau 3,5 jam. Kawasan wisata Pantai Tanjung Bira dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restoran, penginapan, villa, bungalow, dan hotel . Di tempat ini juga terdapat persewaan perlengkapan diving dan snorkling .Bagi pengunjung yang selesai berenang di pantai, disediakan kamar mandi umum dan air tawar untuk membersihkan pasir dan air laut yang masih lengket di badan. Bagi pengunjung yang ingin berkeliling di sekitar pantai, tersedia persewaan motor  Di kawasan pantai juga terdapat pelabuhan kapal ferry yang siap mengantarkan pengunjung yang ingin berwisata selam ke Pulau Selayar