Halaman

Senin, 10 Juni 2013

Air Terjun Je'ne Ariba

Air Terjun Je'ne Ariba - Mengunjungi Jeneponto tak lengkap rasanya bila tidak ke Air terjuang Je’ne Ariba. Je’ne Ariba berada di Desa Kapita kecamatan Bangkala. Air terjung ini memang belum bisa di sejajarkan dengan air terjun Takkapala yang ada di Malino, namun air terjuang Je’ne Ariba ini memiliki keunikan tersendiri untuk ditelusuri. Di mana saat memasuki kawasan ini, para pengunjungnya akan dijamu dengan keindahan pegunungan yang cukup memukau dan mempesona. Selanjutnya menuju ke arah obyek, pengunjung kembali diwajibkan untuk menelusuri perkebunan jagung, jambu menteh dan tambak ikan. Ini tentu saja menjadi keasyikan dan tantangan tersendiri bagi Anda yang suka berpetualang ke alam bebas. Sekilas, perjalanan akan sangat melelahkan saat menuju lokasi Je’ne Ariba, tapi Anda tak perlu khawatir mengingat keindahan alam yang bertebaran di seputar jalan menuju area air terjun membuat kita tak merasakan hal ini. 


 

Malah sebaliknya decak kagum selalu datang menghampiri. Kesejukan air telaga di Je’ne Ariba sangat bening dan segar. Di kawasan ini sangat sering digunakan sebagai tempat rekreasi masyarakat umum yang bertanda bersama keluarga, khususnya pada hari Minggu yang juga bersamaan hari pasar di seputaran desa Kapita ini. Jarak tempuh wisata Je’ne Ariba sekitar 25 km dari kota Jeneponto.

Air Terjun Kembar Batubarae

Air Terjun Kembar Batubarae, dengan ciri khas yang unik yaitu terdapat dua air terjun berdamping yang mengalir sepanjang tahun dengan ketinggian sekitar 50 meter berada diatas 800 meter dari permukaan laut dan dikelilingi bukit yang sangat menarik dan sejuk. Disebut Air Terjun Kembar dikarenakan terdapatnya dua air terjun yang berdampingan dengan jarak keduanya hanya sekitar 60 meter, dengan ketinggian masing-masing air terjun sekitar 40 dan 45 meter.  Kedua air terjun ini memiliki kemiringan sekitar 85 derajat. 

Wisata air terjun ini terletak di Desa Barambang, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai. Jaraknya sekira 50 kilometer dari kota Sinjai dan membutuhkan waktu tempuh sekira 1,5 jam.
Jalanan yang dilalui tidak semua beraspal mulus. Beberapa di antaranya rusak parah. Sekira lima kilometer sebelum sampai di lokasi tujuan, jalanan sudah beraspal. Sebagian sudah dibuat jalan beton.


 

Kendati demikian, objek wisata ini menawarkan pesona alami yang menakjubkan. Karakteristik khasnya memberi suguhan panorama alam nan sejuk. Deretan pepohonan rindang menambah keindahannya. Barisan anak tangga yang dibentuk khusus mirip rangka manusia berada di sisi tengah kedua air terjun dan menjadi daya tarik tersendiri. Disebut mirip rangka manusia lantaran terbagi tiga bagian yakni punggung, badan, dan diakhiri dua rangkaian akhir menyerupai kaki manusia.

Cerita rakyat setempat, kesejukan alami air terjun kembar berasal dari tetesan mata air gunung Batubarae yang bentuknya seperti perempuan cantik nan memesona. Pengunjung dapat melihat keunikan gunung dengan jelas saat berdiri di puncak tangga.



 


Bila memandang lebih seksama, bentuk gunung mirip perempuan yang sedang duduk menggunakan sanggul atau dalam bahasa daerah disebut "konde". Aliran air yang membentuk air terjun ini dikaitkan keindahan kedua mata perempuan tersebut. Obyek wisata ini ramai dikunjungi pada akhir pekan. Medan yang agak terjal dengan anak tangga yang juga terjal tak menyurutkan keinginan pengunjung untuk menikmati dan mengagumi keindahannya. Setidaknya 607 anak tangga harus dilalui.

Rasa lelah pengunjung terbayar saat tiba di lokasi air terjun. Berendam dengan air yang sangat alami dan sejuk dibelai tiupan angin dari pepohonan rindang membuat pengunjung terbuai. Dua atau tiga jam menikmati pesona alam Air Terjun Kembar Batubarae terasa sangat singkat. Itu sebabnya sebagian pengunjung yang berasal dari luar Sinjai kadang-kadang memilih bermalam di tempat ini. Perhatian pemerintah pada obyek wisata ini sudah terlihat meski perlu pembenahan agar lebih menciptakan daya tarik. Beberapa buah gazebo tempat bercengkerama bersama teman atau keluarga sudah tersedia. 



Dua gazebo berada di sisi kanan berhadapan air terjun dan dua gazebo lain berada di sisi kiri. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sinjai membendung pertemuan aliran air dari dua air terjun untuk membentuk kolam. 

Taman Nasional Taka Bonerate

Taman Nasional Taka Bonerate meliputi 15 buah pulau ,di Taman Nasional Taka Bonerate dapat dilakukan kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata alam / bahari lainnya. Lokasi Taman Nasional Taka Bonerate diKabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. 
Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva.
Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km².
 Topografi kawasan sangat unik dan menarik, dimana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Diantara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam-kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.
Kunjungan terbaik pada bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi: Menggunakan Angkutan Umum dari Makassar ke Bulukumba (153 km) kemudian ke pelabuhan Pamatata (kurang lebih 4 jam). Dari Pamatta dengan ferry sekitar dua jam, yang dilanjutkan ke Benteng sekitar 1,5 jam. Dari Benteng ke pulau terdekat yaitu Rajuni Kecil menggunakan kapal kayu sekitar lima jam.





Flora Dan Fauna
Tumbuhan yang terdapat di daerah pantai adalah kelapa , pandan laut , cemara laut , dan ketapang.
Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.
Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.).


Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).
Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).


Berdasarkan cerita , bahwa penduduk yang bermukim di dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate (Suku Bajoe dan Suku Bugis) berasal dari para awak kapal layar dan nelayan yang menyelamatkan diri dari gangguan para bajak laut maupun dari ganasnya gelombang laut Banda (di musim barat). Kepulauan Taka Bonerate yang terdiri dari 21 buah pulau termasuk gosong dan rengat sangat ideal untuk tempat berlindung.
Dewasa ini kepulauan tersebut telah berubah menjadi tempat tinggal/pemukiman. Hal ini disebabkan karena daerah ini kaya akan sumber daya alam laut. Penduduk yang menetap di kawasan ini terutama di Pulau Rajuni ,Pulau Tarupa ,Pulau Latondu ,Pulau Jinato, Pulau Passitalu Tengah , Pulau Passitalu Timur

Pulau Hutan Mangrove

Tanah Keke merupakan Pulau yang sangat besar, Pulau ini merupakan pulau yang terdiri dari daratan dan rawa-rawa, pulau ini masih memiliki banyak hutan mangrove yang luas dan padat. Penduduk di pulau ini memanfaatkan mangrove sebagai kayu bakar n kulit batang mangrove di jadikan timbunan.
Pulau ini bisa dikatakan kekayaan alamnya masih terjaga, terumbu karang dan mangrovenya. di pulau ini ,jg bisa ditemukan penyu sisik, Dugong dan kuda laut (Seahorse).

Di Pulau ini memiliki beberapa jenis mangrove, seperti Rhizophora, Soneratia, Ceriops dan Mangrove Jenis Lainnya. Di Pulau ini yang paling mendominasi adalah Jenis Mangrove Rhizophora dari Spesies Rhizophora stylosa, hampir 70% mangrove jenis ini yang mendominasi dari keseluruhan mangrove yang ada di Pulau ini.





Goa Uhallie

Goa Uhallie - Sebuah gua prasejarah ditemukan masyarakat di wilayah Dusun Kalukue, Desa Langi, Kecamatan Bontocani Bone. Gua bernama Uhallie tersebut banyak menyimpan bukti kehidupan manusia prasejarah.
Temuan arkeologis itu berupa lukisan telapak tangan serta beberapa lukisan yang menyerupai hewan, seperti babi rusa dan anoa, serta lukisan menyerupai mata panah. Bahkan hasil analisa arkeolog Unhas, jumlah lukisan tangan di Uhallie tersebut melampaui Gua Leang-leang di Kabupatan Maros. Bahkan terbanyak di Sulawesi.


Di Gua Uhallie terdapat sejumlah lukisan. Lukisan itu sendiri, merupakan peninggalan zaman prasejarah, tepatnya zaman mesolitik. Manusia saat itu sudah mengenal hidup menetap pada gua-gua.
Diharapkan adanya penetapan Gua atau Liang Uhallie sebagai situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Bone.