Tongkonan Beratap Batu - Memasuki rumah adat ini mempunyai cara tertentu yaitu pintu masuk
harus diketuk dengan membenturkan kepala perlahan lahan. Tongkonan (
rumah adat khas tana toraja ) beratap batu di tana toraja yang berusia
700 tahun yang atapnya menggunakan batu. terdapat di desa banga’
kecamatan rembon kabupaten tana toraja (tator). dari kota makale bisa
ditempuh dengan kendaraan motor sekitar 20 menit kearah barat. Ukuran rumah sekitar 1.5 X 2 meter. sekilas tongkonan itu biasa saja,
namun jika diamati, banguna tua itu ternyata penuh nilai-nilai sejarah.
selain diyakini sebagai produk budaya berumur 700 tahun,juga beratapkan
batu. batu sebagai atap tonbgkonan dipahat membentuk segi empat yang
tebalnya sekiktar 5 centimeter dan lebar tiga jengkal orang dewasa. pada
ujung batu itu terdapt dua lubang kecil pada sisi kiri dan kanan.
lubang itu sebagai tempat untuk mengikatkan tali rotan yang akan
dilengketkan ke balok kerangka atap. pada bagian atas pertemuan atap
antara sisi kiri dan kanan, ditutup menggunakan pecahan bambu agar air
hujan tidak merembes kedalam tongkonan. batu untuk atap tongkonan
tersebut diambil dari sungai yang tidak jauh dari desa tersebut. Keunikan lain dari tongkongna tersebut adalah bahwa tongkongan itu tidak menggunakan paku dalam pembangunan konstruksinya.
Jumlah batu yang digunakan sebgai atap pada tongkonan itu lebih dari
1000 buah, beratnya rata-rata 10 Kg perbuah. artinya beban atap
tongkonan tersebut kurang lebih 10 ton. atap dan badan tongkonan
ditopang oleh 55 tiang yang semuanya terbuat dari kayu. lantainya
menggunakan papan kayu serta dindingnya yang diukir juga terbuat dari
kayu. pada tiang bagian depannya berjejer puluhan bahkan ratusana tanduk
kerbau yang dipotong pada setiap melakukan pesta adat. pintu masuknya
hanya satu yang terletak di bagian tengah sisi kanan bangunan. untuk
masuk ke dalam tongkonan itu, pengunjung harus melewati tangga yang juga
terbuat dari kayu. Rumah itu sekarang dihuni oleh seorang nenek yang usianya sudah 110
tahun. merupakan generasi kesepuluh dari penbghuni pertama, buntu batu. Karena keunikanya itu dan diyakini sebagai bangunan tua berumur 700
tahun, pemerintah kabupaten tana toraja mengusulkan tongkonan itu ke
united nations educational, scientific, and culture organizations (
UNESCO) sebagai salah satu produk budaya dana alam nusantara kedalam
daftar warisan budaya dunia. unesco adalah sebuah lembaga perserikatan
bangsa-bangsa ( PBB) yang membawahi bidang budaya dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar