Benteng Somba Opu , kedudukannya sama dengan Benteng
Ujung Pandang. Keduanya merupakan peninggalan sejarah Sulawesi Selatan
di masa lalu. Sekarang Benteng Somba Opu masih dalam proses pemugaran
kembali dengan dilengkapi museum miniatur Sulawesi terletakdi sekitar lokasi benteng Somba Opu. Di tempat
ini dibangun berbagai rumah adat tradisional dari semua suku bangsa di
Sulawesi Selatan. Setiap rumah adat tersebut dibentuk secara artistik
dan unik yang menggambarkan kekhususan filosofi budaya dari tiap-tiap
suku bangsa di Sulawesi Selatan serta dapat ditemukan sebuah meriam
bernama “Baluwara Agung” sepanjang 9 meter dengan berat 9.500 kg, dan
sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peninggalan
Kesultanan Gowa.
Secara arsitekturial, benteng ini berbentukpersegi empat, dengan panjang
sekitar 2 kilometer, tinggi 7 hingga 8 meter, dan luasnya sekitar 1.500
hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup
tebal. di dalam benteng, terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan
(yang mewakili suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Kajang).
Tempat ini dijadikan pusat budaya dan sejarah. Di tempat ini pula
dipusatkan kegiatan pekan sulawesi selatan yang pelaksanaannya pada
bulan oktober setiap tahun. Sejarah Benteng Somba Opu dibangun oleh Sultan Gowa ke-IX yang
bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa‘risi‘ Kallonna pada tahun 1525.
Pada pertengahan abad ke-16 , merupakan benteng utama Kerajaan
Gowa, letakanya sangat strategis, beliau memerintahakan agar dindingnya
di buat dari tanah liat. Bangunan ini di lanjutkan oleh Sultan Alauddin .
dengan perkembangan pelabuhan Somba Opu yang sangat pesat menimbulkan
kekhawatiran serangan dari luar maka benteng ini di tambah ketebalannya
dan di perkuat dengan persenjataan, diperkirakan ada sekitar 280 meriam
besar dan kecil dalam benteng ini.
Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang
ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Pada tanggal 24
Juni 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan
dan terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an, benteng ini
ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuan. Pada tahun 1990, bangunan
benteng yang sudah rusak
Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar